KOTA JANTHO – Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah SSos bertindak selaku Inspektur Upacara pada Peringatan Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Ke-55 di Halaman Kantor Bupati Aceh Besar, Selasa (2/9/2014). Hadir dalam kesempatan itu, unsur Muspida Aceh Besar, Staf Ahli Bupati, Asisten Bupati, Kepala SKPD, para PNS, pengurus PGRI, dan para pelajar.
Dalam sambutan tertulis Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah yang dibacakan Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah diungkapkan bahwa dunia pendidikan adalah dunia yang amat kompleks, menantang, tetapi mulia. Kompleks, karena spektrumnya sangat luas. Menantang, karena menjadi penentu masa depan bangsa. Mulia, karena ia adalah pilar utama peradaban. Pendidikan adalah kunci kemajuan. Pendidikan adalah modal kebangkitan bangsa. Karena itu pendidikan merupakan investasi besar (human investment) untuk mencetak generasi penerus yang hidup di dalam trilogi pendidikan yang saling terintegrasi dan sinergi, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. “Berkenaan dengan itulah maka peringatan Hardikda pada tahun ini mengambil tema Penyelenggaraan Pendidikan adalah Tanggung jawab bersama," katanya.
Menurutnya, ada dua fungsi kembar dalam pelaksanaan pendidikan di Aceh Serambi Mekkah yang kita cintai ini. Pertama, kita harus mampu melakukan transfer of knowledges, kita harus menstranfer ilmu dan teknologi secara lebih bermutu, agar generasi Aceh menjadi manusia yang berkemampuan tinggi, unggul dan berdaya saing. Tetapi kita jangan pernah mengabaikan tujuan kembar yang "kedua" adalah transfer of values, kita ingin membangun akhlaqulkarimah, karakter yang memiliki sifat jujur, semangat dan etos kerja, disiplin, tangguh, ulet, yang sanggup menghadapi berbagai persoalan, ujian dan tantangan, memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu yang tinggi (intellectual curiosity), kreatif dan inovatif, rukun, sayang-menyayangi satu sama lain, yang besar dihargai dan yang muda disayangi, memiliki toleransi dan dapat hidup secara harmonis.
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya insani, tambahnya, sesuai dengan karakteristik dan kekhasan Aceh, pembangunan sektor pendidikan di Aceh di prioritaskan pada 4 isu strategis, yaitu (1) pemerataan dan perluasan akses: (2) mutu, relevansi dan daya saing; (3) tata kelola dan akuntabilitas; serta (4) implementasi yang lebih intensif lagi sistem pendidikan yang bebasis nilai-nilai Islami. Karena itu pendidikan Aceh dibangun dalam kerangka dasar filosofi : keislaman, keacehan, kebangsaan, dan keuniversalan (hpabes).
Dalam sambutan tertulis Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah yang dibacakan Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah diungkapkan bahwa dunia pendidikan adalah dunia yang amat kompleks, menantang, tetapi mulia. Kompleks, karena spektrumnya sangat luas. Menantang, karena menjadi penentu masa depan bangsa. Mulia, karena ia adalah pilar utama peradaban. Pendidikan adalah kunci kemajuan. Pendidikan adalah modal kebangkitan bangsa. Karena itu pendidikan merupakan investasi besar (human investment) untuk mencetak generasi penerus yang hidup di dalam trilogi pendidikan yang saling terintegrasi dan sinergi, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. “Berkenaan dengan itulah maka peringatan Hardikda pada tahun ini mengambil tema Penyelenggaraan Pendidikan adalah Tanggung jawab bersama," katanya.
Menurutnya, ada dua fungsi kembar dalam pelaksanaan pendidikan di Aceh Serambi Mekkah yang kita cintai ini. Pertama, kita harus mampu melakukan transfer of knowledges, kita harus menstranfer ilmu dan teknologi secara lebih bermutu, agar generasi Aceh menjadi manusia yang berkemampuan tinggi, unggul dan berdaya saing. Tetapi kita jangan pernah mengabaikan tujuan kembar yang "kedua" adalah transfer of values, kita ingin membangun akhlaqulkarimah, karakter yang memiliki sifat jujur, semangat dan etos kerja, disiplin, tangguh, ulet, yang sanggup menghadapi berbagai persoalan, ujian dan tantangan, memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu yang tinggi (intellectual curiosity), kreatif dan inovatif, rukun, sayang-menyayangi satu sama lain, yang besar dihargai dan yang muda disayangi, memiliki toleransi dan dapat hidup secara harmonis.
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya insani, tambahnya, sesuai dengan karakteristik dan kekhasan Aceh, pembangunan sektor pendidikan di Aceh di prioritaskan pada 4 isu strategis, yaitu (1) pemerataan dan perluasan akses: (2) mutu, relevansi dan daya saing; (3) tata kelola dan akuntabilitas; serta (4) implementasi yang lebih intensif lagi sistem pendidikan yang bebasis nilai-nilai Islami. Karena itu pendidikan Aceh dibangun dalam kerangka dasar filosofi : keislaman, keacehan, kebangsaan, dan keuniversalan (hpabes).
0 komentar:
Posting Komentar